Kamis, 30 Agustus 2012

Tuhan Aku Tak Pantas ke Syurga-Mu


Syair yang jika Kurenungi maknanya . . . selalu membuat hati ini menangis . . . menyadari betapa banyaknya dosa-dosa diri.

*** Ilah-i Lastu Lil Firdausi Ahla
.....Wahai Tuhan-ku Aku Bukanlah Ahli Syurga.....

*** Wala Aqwa Alannaril Jahiimi
.....Namun tak sanggup aku ke Nerakamu.......

*** Fahabli taubatan waghfir Dzunub-i
.....maka terimalah taubatku dan Ampunilah dosa-dosaku......

*** Fainnaka Ghofiruddzanbil Adziimi
.....Karena Sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun dosa-dosa besar.......

*** Dzunuubi Mislu Adadirrimaali
.......Dosaku Sebanyak butiran Pasir.......

*** Wa Umri Naaqishun fii Kulli yaumin
.......Umurku Terus berkurang setiap hari.......

*** Wa Dzanbi Zaaidun Kaifahtimaali
.......Dan Dosaku terus bertambah tanpa terperi.......

*** Ilahi Abdukal 'Aashii Ataakaa
.......Tuhanku . . . hambamu yang berlumurdosa ini bersimpuh padaMu.......

*** Muqirron Biddzunuubi waqod daakaa
.......Mengakui Dosa-Doa dan memohon Ampunanmu.......

*** Fain Taghfir Faanta Lidaaka Ahlu
.......Maka Jika Engkau Mengampuni maka Engkaulah yang Layak mengampuni .......

*** Wa In Tadrud . . . Faman Narjuu . . . Shiwaa-ka
.......Namun Jika Engkau tidak berkenan mengampuni kami . . . Maka kepada siapakah kami akan memohon . . . Selain kepada-MU.......

*** Fahabli Taubatan Ya Dzal Jalali
.......Maka Terimalah taubat kami Wahai Dzat yang Maha Agung.......

Don't wait ....... But Do it ^_^


1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.

2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.

3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.

4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang la
in! Maka kamu akan dipedulikan.

5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.

6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis, tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.

7. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka proyek akan menunggumu.

8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai.

9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki yang lainnya.

10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.

11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur, tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.

12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Maka kamu pasti bisa!

Dan … Jangan menunggu lama lagi untuk membagikan tulisan ini kepada semua orang yang anda kenal … sehingga kita semua tersadar …

(BY KATA-KATA HIKMAH)

Minggu, 26 Agustus 2012

Kelembutan Akhlak Rasulullah meluluhkan Hati Sang Yahudi

Kelembutan Akhlak Rasulullah


Alkisah . . . . Ketika Rasulullah SAW duduk bersama para sahabatnya, seorang pendeta Yahudi bernama Zaid bin Sa'nah masuk menerobos shaf, lalu menarik kerah baju Rasul dengan keras seraya berkata kasar, "Bayar utangmu, wahai Muhammad, sesungguhnya turunan Bani Hasyim adalah orang-orang yang selalu mengulur-ulur pembayaran utang."

Umar bin Khattab RA langsung berdiri dan menghunus pedangnya. "Wahai Rasulullah, izinkan aku menebas batang lehernya." Rasulullah SAW berkata, "Bukan berperilaku kasar seperti itu aku menyerumu. Aku dan Yahudi ini membutuhkan perilaku lembut. Perintahkan kepadanya agar menagih utang dengan sopan dan anjurkan kepadaku agar membayar utang dengan baik."

Tiba-tiba pendeta Yahudi berkata, "Demi Allah yang telah mengutusmu dengan hak, aku datang kepadamu bukan untuk menagih utang. Aku datang sengaja untuk menguji akhlakmu. Tapi, aku telah membaca sifat-sifatmu dalam Kitab Taurat. Semua sifat itu telah terbukti dalam dirimu, kecuali satu yang belum aku coba, yaitu sikap lembut saat marah. Dan aku baru membuktikannya sekarang. Oleh sebab itu, aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah dan sesungguhnya engkau wahai Muhammad adalah utusan Allah. Adapun piutang yang ada padamu, aku sedekahkan untuk orang Muslim yang miskin."

Itulah kemuliaan akhlak Rasulullah, sang teladan yang telah dipuji Allah sebagai nabi dengan akhlaknya berada di atas semua akhlak yang agung. Kelembutan dan kesabaran dijadikan sebagai manhaj dalam berdakwah. Ucapannya lembut, sikapnya lembut, dan perilakunya dalam semua aktivitas dakwahnya adalah kelembutan, kecuali sikap yang membutuhkan ketegasan.

Rasul SAW pernah mengingatkan Siti Aisyah saat bersikap kasar. "Sesungguhnya Allah Mahalembut dan menyukai kelembutan dan Allah memberi dampak positif pada kelembutan yang tidak diberikan kepada kekerasan. Dan tiada kelembutan pada sesuatu kecuali akan menghiasinya dan bila dicabut kelembutan dari sesuatu akan menjadikannya buruk." (HR Muslim). Rasulullah juga menegaskan bahwa barang siapa yang tidak memiliki kelembutan maka akan dijauhkan dari kebaikan. (HR Muslim).

Kekerasan dan perilaku anarkis akan merugikan Islam dan umatnya. Beliau selalu menyeru umatnya agar bersikap lembut. Beliau bersabda, "Sikap hati-hati (tidak tergesa-gesa), kesederhanaan, dan perilaku lembut adalah bagian dari 24 ciri kenabian." (HR at-Tirmidzi).

Umat Islam wajib bersikap lembut dalam menghadapi berbagai situasi dan tantangan. Banyak musuh-musuh Allah yang selalu memprovokasi agar umat Islam bersikap ekstrem, bertindak anarkis, dan melakukan teror.

Sikap dan perilaku tidak terpuji itu, akan menzalimi dan mendorong non-Muslim antipati terhadap Islam.

Kelembutan merupakan akhlak yang mampu mendekatkan manusia kepada Islam. Allah menjelaskan, "Maka, disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS Ali Imran 159).

sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/06/06/lmdnge-kelembutan-nabi
________________________

Minggu, 19 Agustus 2012

Indahnya Ukhuwah Islamiyah


“seorang muslim yang saling bertemu dan mengucapkan salam, kemudian berjabat tangan, maka dosa-dosanya akan berguguran, sebagaimana gugurnya daun-daun pepohonan yang kering”. (HR. Imam Al-Baihaqi)

“Jangan kalian saling dengki, saling benci, saling menjerumuskan, saling membelakangi dan jangan sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR Bukhari dan Muslim).

DALAM Islam, tidak ada satupun aspek yang tidak terkait dengan ketuhanan. Termasuk dalam etika pertemanan (al-suhbah). Imam al-Ghazali menyebutnya -- pertemanan yang baik -- sebagai salah satu rukun agama. Dikatakannya, bahwa agama (al-din) itu sesungguhnya safar (berpergian) menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan salah satu pilar ber-safar adalah berbaik hati ketika berteman (Al-Ghazali, al-Arba’in fi Ushul al-Din,84).

Karena menjadi rukun agama, maka pertemanan yang baik (husnu al-suhbah) itu termasuk menjadi faktor baik tidaknya kualitas keberagamaan seorang muslim. Oleh sebab, itu ia --husnu al-suhbah -- menjadi tanda pengenal seorang mu’min.

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bukan dari golongan kami orang yang tidak mengasihi anak-anak kecil kami dan tidak menghormati orang-orang yang tua kami.” (HR. Bukhori).

Artinya, Rasulullah mendiskualifikasi orang-orang yang tidak berbuat baik terhadap anak-anak kecil dan orang yang tua. Bukan mendiskualifikasi keluar dari keislamannya, akan tetapi keluar dari akhlak sebagai seorang yang menyatakan diri umat Rasulullah. Seorang muslim sejati itu pasti berbuat baik kepada mereka. Jika tidak, keislamanya belum sempurna.

Sebagai salah satu rukun agama, maka perintah husnu al-suhbah itu tidak sembarangan. Ada aturan dan etikanya. Agar supaya pilar itu kokoh, tidak rapuh. Kuat dan tidak mudah digoyang godaan. Maka, pilar itu mesti diisi dengan sesuatu yang menguatkannya.

Sehingga hunsnu al-suhbah itu wajib dijalin kerena Allah bukan yang lain. Rasulullah bersabda: “7 golongan yang akan mendapatkan naungan pada saat di mana tidak ada naungan kecuali naungan Allah : Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terkait dengan masjid, dua orang yang saling cinta karena Allah, bersatu dan berpisah di atasnya, seseorang yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan namun pemuda tersebut berkata, ‘Aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah dan ia menyembunyikan sedekahnya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta seseorang yang berdzikir kepada Allah sendirian hingga meneteskan air mata.” (HR.Bukhari Muslim).

Sahabat Mu’adz bin Jabal pernah mendengar nasihat dari Nabi tentang keutamaan menyambung persahabatan karena Allah. Diceritakan Mu’adz, bahwa orang-orang muslim yang mengikat persahabatan dan silaturahmi karena Allah dan saling mencintai di antara mereka akan mendapatkan cinta Allah di akhirat kelak. (HR. Ahmad).

Ini menjunjukkan memang husnu al-suhbah itu ajaran yang cukup agung dalam Islam. Betapa tidak, ia menjadi rukun agama, tanda keimanan dan faktor kebahagiaan di akhirat.

Maka, persahabatan yang baik sesama Muslim itu dibangun bukan untuk tujuan-tujuan yang sifatnya materialis dan sementara. Bukan untuk mendapatkan manfaat dunia, materi, jabatan atau sejenisnya. Persahabatan untuk tujuan-tujuan ini sifatnya rapuh dan mudah runtuh. Karena sifatnya sementara dan sekedar memenuhi hasrat nafsu pribadi. Jika -- dalam persahbatan itu -- kepuasannya habis, maka persahabatannya terancam putus. Makanya persahabatan dengan niat yang ini bukan disebut husnu al-suhbah. Husnu al-Suhbah itu persahabatan yang dijalin dengan iman.

Jalinan dalam husnu al-suhbah itu merupakan jalinan rabbaniyyah, maka janganlah memilih teman secara sembarangan. Pilihlah yang bisa membimbing iman. Rasulullah telah memberi petunjuk agar tidak berteman duduk kecuali dengan teman yang memberi manfaat agama. Dan diperintah untuk berhati-hati berkawan dengan orang yang mengabaikan perintah agama (ahl al-ghoflah).

Rasulullah bersabda: “Bersendirian itu lebih baik daripada berteman duduk dengan orang jahat. Berteman dengan orang sholih itu lebih baik daripada bersendirian.” (HR. al-Hakim dan Baihaqi).

Dijelaskan oleh Imam al-Ghazali bahwa hadis tersebut di atas melarang untuk berkawan dengan orang yang melalaikan perintah agama. Bahwa sering-sering duduk-duduk bersama mereka bisa mengerus agama.

Rasulullah bersabda: “Seseorang tergantung atas agama temannya, maka hendaknya salah seorang kalian meneliti siapa yang dijadikan sebagai temannya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Imam al-Ghazali menggambarkan seseorang yang berkawan akrab dengan mereka sama dengan orang yang benang bajunya terlepas satu persatu. Atau digamparkan seperti bulu jenggotnya terlepas satu persatu. Jika terus-terusan, maka bajunya sudah tidak berbentuk lagi kerena benangnya habis, atau bulu jenggotnya hilang seperti dicukur habis. Orang yang melepas benang dan mencabut bulu itu digambarkan sebagai teman yang ahl al-ghoflah. Artinya, jika terus-menerus berkawan akrab dengan mereka, maka iman kita akan luntur.

Karena begitu penting, maka menjalin husnu al-suhbah ada etikanya. Di antaranya, hendaklah tawadlu dengan teman sesama Muslim, jangan menunjukkan sikap bangga diri, sombong dan hasud, sebab akan merusak jalinan bersahabatan. Jangan sampai tidak menyapa lebih dari tiga hari. Rasulullah memperingatkan: “Tidak dihalalkan bagi seorang muslim tidak menyapa saudara (sesama muslim) lebih dari tiga hari.” (HR. Bukhari Muslim).

Hidari sikap menghibah apalagi mengadu domba. Rasulullah bersabda, “Jangan kalian saling dengki, saling benci, saling menjerumuskan, saling membelakangi dan jangan sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR Bukhari dan Muslim).

Kepada teman, juga disunnahkan untuk selalu mengucapkan salam dan bersalaman ketika bertemu. Dan diutamakan kita memulai dulu mengucapkannya. Jika sakit, kita jenguk. Mendoakan dan memberi hadiah.

Mendoakan teman dianjurkan tidak didepannya, tapi yang utama mendoakannya ketika tidak dihadapan teman. Saling menasihati dengan kata santun dan penuh kecintaan.

Jika melakukan kesalahan, maka ingatkan dengan baik tanpa rasa membenci. Allah berfirman:

فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ

“Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” (QS. Al-Hijr: 85).

Jadi, pertemanan itu menjadi nilai ibadah jika diniati dan dijalin sesuai dengan perintah agama. Pertemanan akan sia-sia jika sekedar untuk mencari kesenangan sementara atau kepuasan sesaat. Jalinan ini akan menjadi penguat iman kita bila dijalin berdasarkan ilmu bukan nafsu. Oleh sebab itu, jangan sembarangan teman, pilihlah yang beriman.*/Kholili Hasib


Red: Cholis Akbar

http://hidayatullah.com/read/22112/09/04/2012/pilihkan-sahabat-yang-baik-iman-nya.html

Rabu, 25 Juli 2012

Kebeningan Hatinya Mengantarnya ke Syurga


Suatu hari . . . Rasulullah sedang duduk di masjid dikelilingi para sahabat. Beliau tengah mengajarkan ayat-ayat Qur’an.

Tiba-tiba Rasulullah berhenti sejenak dan berkata,”Akan hadir diantara kalian seorang calon penghuni surga”. Para sahabat pun bertanya-tanya dalam hati, siapakah orang istimewa yang dimaksud Rasulullah ini?.

Dengan antusias mereka menunggu kedatangan orang tersebut. Semua mata memandang ke arah pintu.

Tak berapa lama kemudian, seorang laki-laki melenggang masuk masjid. Para sahabat heran, inikah orang yang dimaksud Rasulullah?

Dia tak lebih dari seorang laki-laki dari kaum kebanyakan. Dia tidak termasuk di antara sahabat utama. Dia juga bukan dari golongan tokoh Quraisy. Bahkan, tak banyak yang mengenalnya. Pun, sejauh ini tak terdengar keistimewaan dia.

Ternyata, kejadian ini berulang sampai tiga kali pada hari-hari selanjutnya. Tiap kali Rasulullah berkata akan hadir di antara kalian seorang calon penghuni surga, laki-laki tersebutlah yang kemudian muncul.

Maka para sahabat pun menjadi yakin, bahwa memang i-laki itulah yang dimaksud Rasulullah. Mereka juga menjadi semakin penasaran, amalan istimewa apakah yang dimiliki laki-laki ini hingga Rasulullah menjulukinya sebagai calon penghuni surga?

Akhirnya, para sahabat pun sepakat mengutus salah seorang di antara mereka untuk mengamati keseharian laki-laki ini. Maka pada suatu hari, sahabat yang diutus ini menyatakan keinginannya untuk bermalam di rumah laki-laki tersebut. Si laki-laki calon penghuni surga mempersilakannya.

Selama tinggal di rumah laki-laki tersebut, si sahabat terus-menerus mengikuti kegiatan si laki-laki calon penghuni surga. Saat si laki-laki makan, si sahabat ikut makan. Saat si laki-laki mengerjakan pekerjaan rumah, si sahabat menunggui.

Tapi ternyata seluruh kegiatannya biasa saja. “Oh, mungkin ibadah malam harinya sangat bagus,” pikirnya. Tapi ketika malam tiba, si laki-laki pun bersikap biasa saja.

Dia mengerjakan ibadah wajib sebagaimana biasa. Dia membaca Qur’an dan mengerjakan ibadah sunnah, namun tak banyak. Ketika tiba waktunya tidur, dia pun tidur dan baru bangun ketika azan subuh berkumandang.

Sungguh, si sahabat heran, karena ia tak jua menemukan sesuatu yang istimewa dari laki-laki ini. Tiga malam sang sahabat bersama sang calon penghuni surga, tetapi semua tetap berlangsung biasa. Apa adanya.

Akhirnya, sahabat itu pun pun berterus terang akan maksudnya bermalam. Dia bercerita tentang pernyataan Rasulullah. Kemudian dia bertanya, “Wahai kawan, sesungguhnya amalan istimewa apakah yang kau lakukan sehingga kau disebut salah satu calon penghuni surga oleh Rasulullah? Tolong beritahu aku agar aku dapat mencontohmu”.

Si laki-laki menjawab, “Wahai sahabat, seperti yang kau lihat dalam kehidupan sehari-hariku. Aku adalah seorang muslim biasa dengan amalan biasa pula. Namun ada satu kebiasaanku yang bisa kuberitahukan padamu.

Setiap menjelang tidur, aku berusaha membersihkan hatiku . . . Kumaafkan orang-orang yang menyakitiku dan kubuang semua rasa iri, dengki, dendam dan perasaaan buruk kepada tetangga, sahabat-sahabat dan semua saudaraku sesama muslim.

Hingga aku tidur dengan tenang dan hati bersih serta ikhlas. Barangkali itulah yang menyebabkan Rasulullah menjuluki demikian.”

Mendengar penjelasan itu, wajah sang sahabat menjadi berseri-seri. “Terima kasih kawan atas hikmah yang kau berikan. Aku akan memberitahu para sahabat mengenai hal ini”. Sang sahabat pun pamit dengan membawa pelajaran berharga.

Subhanallah . . .

Semoga Alloh mengaruniai kita semua hati yang suci bersih . . . Amin Allohumma Amin.

Kisah Taubatnya Malik bin Dinar -Rohimahullah


Kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat zhalim kepada manusia, memakan hak manusia, memakan riba, dan memukuli manusia. Kulakukan segala kezhaliman, tidak ada satu maksiat melainkan aku telah melakukannya. Sungguh sangat jahat hingga manusia tidak menghargaiku karena kebejatanku.

Malik bin Dinar Rohimahullah menuturkan: Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak. Maka kemudian aku menikah dan dikaruniai seorang puteri yang kuberi nama Fathimah.

Aku sangat mencintai Fathimah. Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku.
Pernah suatu ketika Fathimah melihatku memegang segelas khamr, maka diapun mendekat kepadaku dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai bajuku. Saat itu umurnya belum genap dua tahun. Seakan-akan Allah Subhanahu wa Ta'ala -lah yang membuatnya melakukan hal tersebut.



Setiap kali dia bertambah besar, semakin bertambah pula keimanan di dalam hatiku. Setiap kali aku mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala selangkah, maka setiap kali itu pula aku menjauhi maksiat sedikit demi sedikit. Hingga usia Fathimah genap tiga tahun, saat itulah Fathimah meninggal dunia.

Maka akupun berubah menjadi orang yang lebih buruk dari sebelumnya. Aku belum memiliki sikap sabar yang ada pada diri seorang mukmin yang dapat menguatkanku di atas cobaan musibah. Kembalilah aku menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Setanpun mempermainkanku, hingga datang suatu hari, setan berkata kepadaku: “Sungguh hari ini engkau akan mabuk-mabukan dengan mabuk yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya.” Maka aku bertekad untuk mabuk dan meminum khamr sepanjang malam. Aku minum, minum dan minum. Maka aku lihat diriku telah terlempar di alam mimpi.

Di alam mimpi tersebut aku melihat hari kiamat.
Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumipun telah bergoncang. Manusia berkumpul pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok-kelompok. Sementara aku berada di antara manusia, mendengar seorang penyeru memanggil: Fulan ibn Fulan, kemari! Mari menghadap al-Jabbar. Aku melihat si Fulan tersebut berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan.

Sampai aku mendengar seorang penyeru menyeru namaku: “Mari menghadap al-Jabbar!”

Kemudian hilanglah seluruh manusia dari sekitarku seakan-akan tidak ada seorangpun di padang Mahsyar. Kemudian aku melihat seekor ulat besar yang ganas lagi kuat merayap mengejar kearahku dengan membuka mulutnya. Akupun lari karena sangat ketakutan. Lalu aku mendapati seorang laki-laki tua yang lemah. Akupun berkata: “Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!” Dia menjawab: “Wahai anakku aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah ini mudah-mudahan engkau selamat!”

Akupun berlari kearah yang ditunjukkannya, sementara ular tersebut berada di belakangku. Tiba-tiba aku mendapati api ada dihadapanku. Akupun berkata: “Apakah aku melarikan diri dari seekor ular untuk menjatuhkan diri ke dalam api?” Akupun kembali berlari dengan cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Aku kembali kepada lelaki tua yang lemah tersebut dan berkata: “Demi Allah, wajib atasmu menolong dan menyelamatkanku.” Maka dia menangis karena iba dengan keadaanku seraya berkata: “Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu melakukan sesuatupun, akan tetapi larilah kearah gunung tersebut mudah-mudahan engkau selamat!”

Akupun berlari menuju gunung tersebut sementara ular akan mematukku. Kemudian aku melihat di atas gunung tersebut terdapat anak-anak kecil, dan aku mendengar semua anak tersebut berteriak: “Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu!”

Selanjutnya aku mengetahui bahwa dia adalah putriku. Akupun berbahagia bahwa aku mempunyai seorang putri yang meninggal pada usia tiga tahun yang akan menyelamatkanku dari situasi tersebut. Maka diapun memegangku dengan tangan kanannya, dan mengusir ular dengan tangan kirinya sementara aku seperti mayit karena sangat ketakutan. Lalu dia duduk di pangkuanku sebagaimana dulu di dunia.

Dia berkata kepadaku:
“Wahai ayah, “belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (Qs. Al-Hadid:16)



Maka kukatakan: “Wahai putriku, beritahukanlah kepadaku tentang ular itu.”
Dia berkata: “Itu adalah amal keburukanmu, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakanmu. Tidakkah engkau tahu wahai ayah, bahwa amal-amal di dunia akan dirupakan menjadi sesosok bentuk pada hari kiamat? Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalihmu, engkau telah melemahkannya hingga dia menangis karena kondisimu dan tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisimu. Seandainya saja engkau tidak melahirkanku, dan seandainya saja tidak mati saat masih kecil, tidak akan ada yang bisa memberikan manfaat kepadamu.”

Dia Rohimahullah berkata: Akupun terbangun dari tidurku dan berteriak: “Wahai Rabbku, sudah saatnya wahai Rabbku, ya, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” Lantas aku mandi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dia Rohimahullah berkata:
Akupun masuk ke dalam masjid dan ternyata imampun membaca ayat yang sama:
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (Qs. Al-Hadid: 16)
.....

Itulah kisah taubatnya Malik bin Dinar Rohimahullah yang beliau kemudian menjadi salah seorang imam generasi tabi'in, dan termasuk ulama Basrah. Dia dikenal selalu menangis sepanjang malam dan berkata: “Ya Ilahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat Yang Mengetahui penghuni sorga dan penghuni neraka, maka yang manakah aku di antara keduanya? Ya Allah, jadikanlah aku termasuk penghuni sorga dan jangan jadikan aku termasuk penghuni neraka.”

Malik bin Dinar Rohimahullah bertaubat dan dia dikenal pada setiap harinya selalu berdiri di pintu masjid berseru: “Wahai para hamba yang bermaksiat, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang-orang yang lalai, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang yang melarikan diri (dari ketaatan), kembalilah kepada Penolong-mu! Penolong-mu senantiasa menyeru memanggilmu di malam dan siang hari. Dia berfirman kepadamu: “Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu hasta. Jika dia mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu depa. Siapa yang mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil.”

Aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memberikan rizki taubat kepada kita. Tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.

Malik bin Dinar Rohimahullah wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas. (Misanul I'tidal, III/426).

Selasa, 24 Juli 2012

Belajar dari Keledai


Alkisah, di suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani sibuk memikirkan langkah apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, si petani mengambil keputusan dramatis. Dengan alasan si keledai itu sudah tua dan sumur juga perlu di timbun ( di tutup karena berbahaya ), jadi tak ada gunanya menolong si keledai. Malah dia mengajak para tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, si keledai menyadari apa yang sedang terjadi dan dia menangis penuh kesedihan. Tapi kemudian semua orang takjub karena si keledai menjadi diam justru setelah orang-orang bermaksud menguburnya hidup-hidup.
Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani dan tetangganya melihat ke dalam sumur. Mereka tercengang dengan apa yang dilihatnya...

Walaupun punggungnya terus tertimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Dia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara para tetangga si petani terus menuangkan tanah ke atas punggung hewan itu dan si keledai terus mengguncang-guncangkan badannya lalu melangkah naik. Setapak demi setapak. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncat ke tepi sumur dan membebaskan diri… ^_^

***

“ Begitu juga hidup ini, setiap masalah-masalah merupakan satu pijakan untuk terus melangkah….kita dapat keluar dari masalah yang sangat berat dengan terus berjuang dan pantang menyerah...”

Entah ini adalah waktu kita yang terbaik atau waktu kita yang terburuk...
tapi inilah satu-satunya waktu yang kita miliki saat ini…
manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya...

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=388984204498702&set=a.342237099173413.84003.285010011562789&type=1&ref=nf

Sabtu, 14 Juli 2012

Nasihat Pernikahan Untuk Putriku


Wahai putriku…

Terima dan sambutlah suamimu ini dengan sepenuh cinta dan ketaatan.

Layani ia dengan kehangatanmu…

Manjakan ia dengan kelincahan dan kecerdasanmu…

Bantulah ia dengan kesabaran dan doamu…

Hiburlah ia dengan nasihat-nasihatmu…

Bangkitkan ia dengan keceriaan dan kelembutanmu…

Tutuplah kekurangannya dengan mulianya Akhlaqmu…

===================================

“Nasihat Pernikahan Untuk Putriku”

Oleh Abu Khaulah Zainal Abidin

(Seandainya ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa panjangkan umurku dan memberikan kesempatan kepadaku menyaksikan pernikahan putriku tercinta, kira-kira seperti inilah yang ingin aku sampaikan):

بسم الله الرحمن الرحيم

إن الحمد لله , نحمده ونستعينه , ونستغفره , ونعوذ بالله من شرور أنفسنا , ومن سيئات أعمالنا , من يهده الله فلا مضل له , ومن يضلل فلا هادي له , وأشهد أن لاإله إلا الله وحده لاشريك له , وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وسلم .

{ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون }

{ يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تسألون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا }

{ يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا , يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم , ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما }

Anak-anakku..,

Hari ini akan menjadi satu di antara hari-hari yang paling bersejarah di dalam kehidupan kalian berdua. Sebentar lagi kalian akan menjadi sepasang suami-isteri, yang darinya kelak akan lahir anak-anak yang sholeh dan sholehah, dan kalian akan menjadi seorang bapak dan seorang ibu, untuk kemudian menjadi seorang kakek dan seorang nenek, ……insya الله.

Rentang perjalanan hidup manusia yang begitu panjang … sesungguhnya singkat saja. Begitu pula…liku-liku dan pernik-pernik kerumitan hidup sesungguhnya jugalah sederhana. Kita semua.. diciptakan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa tidak lain untuk beribadah kepada NYA. Maka, jika kita semua berharap kelak dapat berjumpa dengan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa …dalam keadaan IA ridlo kepada kita, hendaklah kita jadikan segala tindakan kita semata-mata di dalam rangka mencari keridlo’an-NYA dan menyelaraskan diri kepada Sunnah Nabi-NYA Yang Mulia -Shallallahu alaihi wa sallam-

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.

(Maka barangsiapa merindukan akan perjumpaannya dengan robb-nya, hendaknya ia beramal dengan amalan yang sholeh, serta tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun di dalam peribadatan kepada robb-nya.)

Begitu pula pernikahan ini, ijab-qabulnya, adanya wali dan dua orang saksi, termasuk hadirnya kita semua memenuhi undangan ini…adalah ibadah, yang tidak luput dari keharusan untuk sesuai dengan syari’at ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa.

Oleh karena itu…, kepada calon suami anakku…

Saya ingatkan, bahwa wanita itu dinikahi karena empat alasan, sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam:

عن أبي هريره رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك

“Wanita dinikahi karena empat alasan. Hartanya, keturunannya, kecantikannya,atau agamanya. Pilihlah karena agamanya, niscaya selamatlah engkau.” (HR:Muslim)

Maka ambilah nanti putriku sebagai isteri sekaligus sebagai amanah yang kelak kamu dituntut bertanggung jawab atasnya. Dengannya dan bersamanya lah kamu beribadah kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa, di dalam suka…di dalam duka. Gaulilah ia secara baik, sesuai dengan yang diharuskan menurut syari’at ALLAH. Terimalah ia sepenuh hati, kelebihan dan kekurangannya, karena ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah memerintahkan demikian:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

(Dan gaulilah isteri-isterimu dengan cara yang ma’ruf. Maka seandainya kalian membenci mereka, karena boleh jadi ada sesuatu yang kalian tidak sukai dari mereka, sedangkan ALLAH menjadikan padanya banyak kebaikan.) (An-Nisaa’:19)

Dan ingatlah pula wasiat Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:

إستوصوا بالنساء خيرا فإنهن عوان عندكم

(Pergaulilah isteri-isteri dengan baik. Karena sesungguhnya mereka itu mitra hidup kalian)

Dan perlakuanmu terhadap isterimu ini menjadi cermin kadar keimananmu, sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-;

أكمل المؤمن إيمانا أحسنهم خلقا و خياركم خياركم لنساءهم (الترمذي عن ابي هريرة)

(Mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya)

Dan kamu sebagai laki-laki adalah pemimpin di dalam rumah tangga.

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

(Lelaki itu pemimpin bagi wanita disebabkan ALLAH telah melebihkan yang satu dari yang lainnya dan disebabkan para lelaki yang memberi nafkah dengan hartanya.) (An-Nisaa’: 34)

Maka agar kamu dapat memimpin rumah tanggamu, penuhilah syarat-syaratnya, berupa kemampuan untuk menafkahi, mengajari, dan mengayomi. Raihlah kewibawaan agar isterimu patuh di bawah pimpinanmu. Jadilah suami yang bertanggungjawab, arif dan lemah lembut , sehingga isterimu merasa hangat dan tentram di sisimu. Berusahalah sekuat tenaga menjadi teladan yang baik baginya, sehingga ia bangga bersuamikan kamu. Ya, inilah sa’atnya untuk membuktikan bahwa kamu laki-laki sejati, laki-laki yang bukan hanya lahirnya.

Kepada putriku…

Saya ingatkan kepadamu akan sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- :

عن أبي هريرة؛ قال:- قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

إذا أتاكم من ترضون خلقه ودينه فزوجوه. إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض

“Jika datang kepadamu (-wahai para orang tua anak gadis-) seorang pemuda yang kau sukai akhlaq dan agamanya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan menyebarnya kerusakan di muka bumi.” (HR: Ibnu Majah)

Dan semoga -tentunya- calon suamimu datang dan diterima karena agama dan akhlaqnya, bukan karena yang lain. Maka hendaknya kau luruskan pula niatmu. Sambutlah dia sebagai suami sekaligus pemimpinmu. Jadikanlah perkawinanmu ini sebagai wasilah ibadahmu kepada ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa. Camkanlah sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:

لو كنت أمرا أحد ان يسجد لأحد لأمرت المرءة ان تسجد لزوجها (الترم1ي عن ابي هريرة)

(Seandainya aku boleh memerintahkan manusia untuk sujud kepada sesamanya, sungguh sudah aku perintahkan sang isteri sujud kepada suaminya.)

Karenanya sekali lagi saya nasihatkan , wahai putriku…

Terima dan sambutlah suamimu ini dengan sepenuh cinta dan ketaatan.

Layani ia dengan kehangatanmu…

Manjakan ia dengan kelincahan dan kecerdasanmu…

Bantulah ia dengan kesabaran dan doamu…

Hiburlah ia dengan nasihat-nasihatmu…

Bangkitkan ia dengan keceriaan dan kelembutanmu…

Tutuplah kekurangannya dengan mulianya akhlaqmu…

Manakala telah kamu lakukan itu semua, tak ada gelar yang lebih tepat disandangkan padamu selain Al Mar’atush-Shalihah, yaitu sebaik-baik perhiasan dunia. Sebagaimana Sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:

الدنيا متاع وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة ( مسلم)

(Dunia tak lain adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.)

Inilah satu kebahagiaan hakiki -bukan khayali- yang diidam-idamkan oleh setiap wanita beriman. Maka bersyukurlah, sekali lagi bersyukurlah kamu untuk semua itu, karena tidak semua wanita memperoleh kesempatan sedemikian berharga. Kesempatan menjadi seorang isteri, menjadi seorang ibu. Terlebih lagi, adanya kesempatan, diundang masuk ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki. Yang demikian ini mungkin bagimu selagi kamu melaksanakan sholat wajib lima waktu -cukup yang lima waktu-, puasa -juga cukup yang wajib- di bulan Ramadhan, menjaga kemaluan -termasuk menutup aurat- , dan ta’at kepada suami. Cukup, cukup itu. Sebagaimana sabda Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:

إذا صلت المرأة خمسها وصامت شهرها وحفظت فرجها وأطاعت زوجها

قيل لها: ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت (أحمد عن عبدالرحمن بن عوف)

(Jika seorang isteri telah sholat yang lima, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan ta’at kepada suaminya. Dikatakan kapadanya: Silahkan masuk ke dalam Surga dari pintu mana saja yang engkau mau.)

Anak-anakku…,

Melalui rangkaian ayat-ayat suci Al Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi Yang Mulia, kami semua yang hadir di sini mengantarkan kalian berdua memasuki gerbang kehidupan yang baru, bersiap-siap meninggalkan ruang tunggu, dan mengakhiri masa penantian kalian yang lama. Kami semua hanya dapat mengantar kalian hingga di dermaga. Untuk selanjutnya, bahtera rumah-tangga kalian akan mengarungi samudra kehidupan, yang tentunya tak sepi dari ombak, bahkan mungkin badai.

Karena itu, jangan tinggalkan jalan ketaqwaan. Karena hanya dengan ketaqwaan saja ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa akan mudahkan segala urusan kalian, mengeluarkan kalian dari kesulitan-kesulitan, bahkan mengaruniai kalian rizki.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

(Dan barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan berikan bagi nya jalan keluar dan mengaruniai rizki dari sisi yang tak terduga.)

(Dan barang siapa yang bertaqwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH akan mudahkan urusannya.)

Bersyukurlah kalian berdua akan ni’mat ini semua. ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengarunia kalian separuh dari agama ini, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa telah mengarunia kalian kesempatan untuk menjalankan syari’at-NYA yang mulia, ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa juga telah mengaruniai kalian kesempatan untuk mencintai dan dicintai dengan jalan yang suci dan terhormat.

Ketahuilah, bahwa pernikahan ini menyebabkan kalian harus lebih berbagi. Orang tua kalian bertambah, saudara kalian bertambah, bahkan sahabat-sahabat kalian pun bertambah, yang kesemua itu tentu memperpanjang tali silaturahmi, memperlebar tempat berpijak, memperluas pandangan, dan memperjauh daya pendengaran. Bukan saja semakin banyak yang perlu kalian atur dan perhatikan, sebaliknya semakin banyak pula yang akan ikut mengatur dan memperhatikan kalian. Maka, barang siapa yang tidak kokoh sebagai pribadi dia akan semakin gamang menghadapi kehidupannya yang baru.

Ketahuilah, bahwa anak-anak yang sholeh dan sholehah yang kalian idam-idamkan itu sulit lahir dan tumbuh kecuali di dalam rumah tangga yang sakinah penuh cinta dan kasih sayang. Dan tentunya tak akan tercipta rumah-tangga yang sakinah, kecuali dibangun oleh suami yang sholeh dan isteri yang sholehah.

Akan tetapi, wahai anak-anakku, jangan takut menatap masa depan dan memikul tanggung jawab ini semua. Jangan bersedih dan berkecil hati jika kalian menganggap bekal yang kalian miliki sekarang ini masih sangat kurang. ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa berfirman:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

(Artinya: “Dan janganlah berkecil hati juga jangan bersedih. Padahal kalian adalah orang-orang yang mulia seandainya sungguh-sungguh beriman.”) (Ali Imran: 139)

Ya, selama masih ada iman di dalam dada segalanya akan menjadi mudah bagi kalian. Bukankah dengan pernikahan ini kalian bisa saling tolong-menolong di dalam kebajikan dan taqwa. Bukankah dengan pernikahan ini kalian bisa saling menutupi kelemahan dan kekurangan masing-masing. Bersungguh-sungguhlah untuk itu, untuk meraih segala kebaikan yang ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sediakan melalui pernikahan ini. Jangan lupa untuk senantiasa memohon pertolongan kepada ALLAH. kemudian jangan merasa tak mampu atau pesimis. Jangan, jangan kalian awali kehidupan rumah tangga ini dengan perasaan lemah !

احرص على ما ينفعك. واستعن بالله ولا تعجز

(Bersungguh-sungguhlah kepada yang bermanfa’at bagimu, mohonlah pertolongan kepada ALLAH, dan jangan merasa lemah!) (HR: Ibnu Majah)

Terakhir, ingatlah bahwa nikah merupakan Sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-, sebagaimana sabdanya:

النكاح من سنتي فمن رغب عن سنتي فليس مني

(Nikah itu merupakan bagian dari Sunnahku. Maka barang siapa berpaling dari Sunnahku, ia bukanlah bagian dari umatku.)

Maka janganlah justru melalui pernikahan ini atau setelah aqad ini kalian justru meninggalkan Sunnah untuk kemudian bergelimang di dalam berbagai bid’ah dan kema’shiyatan.

Kepada besanku…

Terimalah masing-masing mereka sebagai tambahan anak bagi kita. Ma’lumilah kekurangan-kekurangannya, karena mereka memang masih muda. Bimbinglah mereka, karena inilah saatnya mereka memasuki kehidupan yang sesungguhnya.

Wajar, sebagaimana seorang anak bayi yang sedang belajar berdiri dan berjalan, tentu pernah mengalami jatuh untuk kemudian bangkit dan mencoba kembali. Maka bantulah mereka sampai benar-benar kokoh untuk berdiri dan berjalan sendiri.

Bantu dan bimbing mereka, tetapi jangan mengatur. Biarkan.., Karena sepenuhnya diri mereka dan keturunan yang kelak lahir dari perkawinan mereka adalah tanggung-jawab mereka sendiri di hadapan ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa. Hargailah harapan dan cita-cita yang mereka bangun di atas ilmu yang telah sampai pada mereka.

Keterlibatan kita yang terlalu jauh dan tidak pada tempatnya di dalam persoalan rumah tangga mereka bukannya akan membantu. Bahkan sebaliknya, membuat mereka tak akan pernah kokoh. Sementara mereka dituntut untuk menjadi sebenar-benar bapak dan sebenar-benar ibu di hadapan…dan bagi anak-anak mereka sendiri.

Ketahuilah, bahwa bukan mereka saja yang sedang memasuki kehidupannya yang baru, sebagai suami isteri. Kita pun, para orang tua, sedang memasuki kehidupan kita yang baru, yakni kehidupan calon seorang kakek atau nenek – insya الله. Maka hendaknya umur dan pengalaman ini membuat kita,…para orang tua, menjadi lebih arif dan sabar, bukannya semakin pandir dan dikuasai perasaan. Pengalaman hidup kita memang bisa jadi pelajaran, tetapi belum tentu harus jadi acuan bagi mereka.

Jika kelak -dari pernikahan ini- lahir cucu-cucu bagi kita. Sayangilah mereka tanpa harus melecehkan dan menjatuhkan wibawa orang tuanya. Berapa banyak cerita di mana kakek atau nenek merebut superioritas ayah dan ibu. Sehingga anak-anak lebih ta’at kepada kakek atau neneknya ketimbang kepada kedua orang tuanya. Sungguh, akankah kelak cucu-cucu kita menjadi anak-anak yang ta’at kepada orang tuanya atau tidak, sedikit banyak dipengaruhi oleh cara kita memanjakan mereka.

Kepada semua, baik yang pernah mengalami peristiwa semacam ini, maupun yang sedang menanti-nanti gilirannya, marilah kita do’akan mereka dengan do’a yang telah diajarkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-:

بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في خير

http://rumahbelajaribnuabbas.wordpress.com/4jendela-anak/nasihat-perkawinan-untuk-putriku/

Sabtu, 23 Juni 2012

Jadilah orang yang bijak ^_^

* Siapakah yg paling cantik ???

Orang yg paling cantik adalah yang paling baik Akhlak dan tuturkatanya ^_^



* Siapakah Orang yg paling manis senyumannya ^_^

Orang yg mempunyai senyuman yg manis adalah orang yg di timpa musibah,
lalu dia berkata Inna lillahi wainna illaihi rajiuun.

Lalu sambil berkata, Ya Rabbi Aku ridha dengan ketentuanMu ini, sambil mengukir senyuman. ^_^

* Siapakah orang yg kaya ?

Orang yg kaya adalah orang yg bersyukur dengan apa yg ada dan Tidak lupa akan kenikmatan dunia yg sementara ini.

* Siapakah orang yg miskin ?

Orang yg miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yg ada senantiasa menumpuk2 harta.

* Siapakah orang yg sibuk ?

Orang yang sibuk adalah orang yang tidak mengambil pusing akan waktu shalatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman.

* Siapakah orang yg rugi?

Orang yg rugi adalah orang yg sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadah dan amal2 kebaikan.

* Siapakah orang yg mempunyai rumah yg paling luas ?

Orang yg mempunyai rumah yg paling luas adalah orang yg mati membawa amal amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan kemana mata memandang.

* Siapakah orang yg mempunyai rumah yg sempit lagi menghimpit ?

Orang yg mempunyai rumah yg sempit adalah orang yg mati tidak membawa
amal2 kebaikan lalu kuburnya menghimpitnya.

* Siapakah orang yg mempunyai akal, kagak bodoh...!!!

Orang yg mempunyai akal adalah orang2 yg menghuni surga kelak karena telah mengunakan akal Sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.

* Siapakah orang yg bijak ?

Orang yg bijak ialah org yg tidak membiarkan atau membuang tulisan ini begitu saja, malah dia akan menyampaikan pula pada orang lain untuk dimanfaatkan dan mengambil contoh sebagai sandaran dan pedoman kehidupan sehari-hari.

So . . . Jadilah orang yang bijak ^_^

Kamis, 14 Juni 2012

MUHAMMAD DI DALAM ALKITAB ( Perjanjian Baru )

Sejak dulu hingga kini dan insya Allah sampai kiamat nanti masih terjadi perselisihan pen-dapat mengenai nubuat/bisyarah kenabian Muhammad saw. di dalam Alkitab .
Umat Yahudi dan Kristen menolaknya, sedang-kan umat Islam tetap meyakini bahwa datangnya Nabi Muhammad saw. sudah dinubuatkan (diberitakan) oleh Taurat dan Injil.



Karena umat Yahudi tidak menghendaki lahirnya seorang nabi dari luar bangsanya (Israel), maka nubuat yang termaktub dalam Taurat itu diubah dan dikaburkan seakan-akan tidak akan pernah ada seorang nabi, selain dari bangsa Yahudi atau Israel.
Umat Kristen juga telah mengubah isi Injil yang dibawa Nabi Isa as. termasuk ayat-ayat mengenai lahirnya seorang nabi sesudahnya.
Sebagaimana Firman Allah SWT :

Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang Telah kami beri Al Kitab ( Taurat dan Injil ) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri dan Sesungguhnya sebagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka Mengetahui. Al Baqarah 146


Yang Umat Kristen Perlu Ketahui
===============================

1. Yesus tidak pernah mengajarkan atau memberi nama "Kristen" pada misi dan tugas yang diembannya.

2. Yesus tidak pernah memerintahkan umatnya (umat Israel) untuk sembahyang (kebaktian) di "gereja".

3. Yesus tidak pernah menyatakan dirinya sebagai "Tuhan Pencipta Semesta Alam".

4. Yesus tidak pernah memerintahkan umatnya (umat Israel) untuk menyembah dia.

5. Agama Kristen baru benar-benar eksis setelah kanonisasi Perjanjian Baru. Sebelumnya, Kristen sama sekali belum eksis di muka bumi ini.

6. "Kristen" adalah istilah Yunani dari kata "Christos" yang merupakan terjemahan dari kata Ibrani "Mesiah" yang berarti "yang diurapi" atau "yang ditahbiskan". Sementara Yesus adalah seorang Israel yang berbahasa Ibrani. Jadi, bagaimana mungkin Yesus mengajarkan "Kristen" yang notabene bukan istilah bahasanya?

7. "Kristen" menemukan identitas dirinya melalui propaganda Paulus Tarsus. Sebagaimana diketahui, Yesus, tidak pernah kenal, tidak pernah melihat, tidak pernah menyebut, dan tidak pernah berbicara dengan manusia yang bernama Paulus dari Tarsus.

8. Yesus disunat, sedangkan umat Kristen tidak perlu disunat (sesuai ajaran Paulus).

9. Yesus meninggal diberi kain kafan, sedangkan umat Kristen meninggal berpakaian pengantin (seperti meninggalnya Paulus)

==================================================================================

(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalal-kan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, meno-longnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.

Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)."
Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (Ash Shaff 6)

Namun kita seringkali mendengar pernyatan saudara kita Muslim : “ Mengapa kita susah-susah mencari penafsiran ayat ini di dalam Alkitab, padahal Alquran sudah lebih dari cukup menerangkan, yang pasti, apa yang telah Allah firmankan merupakan kebenaran yang pasti ”.
Jawaban saya, bukan berarti kita mencari pembenaran dari Alkitab, melainkan kita wajib menunjukkan bukti-bukti kebenaran Alquran, sebagai bagian dakwah kita kepada Ahli Kitab seperti yang diperintahkan Allah, bahwa Taurat dan Injil telah memberitakan akan datangnya Muhammad saw, sekalipun nama Ahmad atau Muhammad telah mereka hapus dari Alkitab.
Sebagaimana firman Allah
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".(Ash Shaff 8 )

Nama bisa mereka hapuskan, namun sifat dan ciri kenabian Muhammad saw. yang telah diwahyukan Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya tak dapat mereka sembunyikan.
Terlebih lagi saat ini, para missionaris semakin gencar, pintar dan licik, metode yang mereka pakai tidak lagi berorientasi materi belaka, namun mereka telah masuk lebih dalam, dengan mempersoalkan Alquran dan Sunnah.
Jadi menghadapi lawan yang makin cerdik, kita umat Islam tidak boleh hanya berpangku tangan dan mengatakan :
” Pokoknya hanya Agama Islam yang benar, Al Quran yang terjaga kesuciannya, orang di luar Islam mau bicara apa, terserah, tak usah ambil peduli….”
Ini adalah jawaban orang yang lemah dan tidak bertanggung jawab dengan ketinggian dan kesempurnaan ajaran agamanya, padahal Al Quran mengajari kita untuk ber-hujjah, menunjukkan bukti-bukti kebenaran, dan memerintahkan kita untuk menggunakan akal yang dikaruniakan Allah untuk mengung-kap rahasia ilmu-Nya.
Jawaban seperti di atas hanya menyelesaikan masalah sesaat, tapi justru menjadi bom waktu yang akan meledak dan menyebabkan kita menjadi ragu terhadap kebenaran Islam atau bahkan murtad manakala propaganda para missionaries semakin gencar. Naudzubillah.
Pada tulisan ini kami coba mengupas salah satu dari sekian banyak nubuah yang ada di dalam Alkitab, dan agar lebih mudah dipahami, kami sajikan dalam bentuk dialog.

Kristen :

Dapatkah saudara menjelaskan kepada kami tentang nubuat kenabian Muhammad di dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Baru?

Islam :

Anda bisa menemukannya dalam kitab Yohanes dan kitab Wahyu .

Mari kita telaah dulu yang tercantum dalam Injil Yohanes 16 : 7-15

7. Namun benar yang kukatakan ini kepadamu, adalah lebih berguna bagimu jika aku pergi, karena jika aku tidak pergi, maka penolong itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jika aku pergi, aku akan mengutus dia kepadamu

8. Dan kalau ia datang, ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, keadilan, dan hukuman

9. Akan hal dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepadaku
10. Akan hal keadilan, karena aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat aku lagi
11. Akan hal hukuman, karena penghulu dunia ini telah dihukumkan

12. Masih banyak hal yang harus kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya

13. Tetapi apabila ia datang, yaitu Roh Kebenaran ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, sebab ia tidak akan berkata-kata dari dirinya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah yang akan dikata-kannya dan ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang

14. Ia akan memuliakan aku, sebab ia akan mengambil hakku lalu memberitakan kepadamu.

15. Segala sesuatu yang hak Bapa, itu juga hak ku, oleh sebab itu aku berkata, bahwa diambilnya dari hakku lalu dikabarkan kepadamu.

Kristen :

Mana Kalimat yang menunjukkan nubuat kenabian Muhammad itu ?

Islam :

Kata PENOLONG dan ROH KEBENARAN, itulah yang menunjukkan kepada pribadi Muhammad saw.
Kristen :
Itu penafsiran yang salah.
Kata Penolong dan Roh Kebenaran adalah ROH KUDUS, salah satu oknum Trinitas

Islam :

Bagaimana anda mengatakan Penolong dan Roh Kebenaran itu adalah Roh Kudus.
Bukankah Roh Kudus itu sudah datang ketika Yesus masih hidup, sebagaimana yang diceritakan di dalam Perjanjian Baru
Matius 3:16

Setelah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun keatas-Nya
Markus 1:10

Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya
Lukas 3:22

Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya
Yohanes 1:32.

Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya : Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati dan Ia tinggal di atas-Nya

Silahkan anda baca dan periksa !

Ayat-ayat itu jelas menerangkan bahwa Roh Kudus itu sudah datang ketika Yesus masih hidup. Bahkan dijelaskan pula, Roh itu berbentuk merpati, melintas di atas kepala Yesus ketika sedang di baptis.

Jadi bila Roh Kudus itu sudah datang, mengapa Yesus harus berkata bahwa ia harus pergi, agar Roh Kudus itu datang kepada kita, toh walaupun Yesus tidak pergi, Roh Kudus itu sudah berada di dalam tubuh Yesus.

Lalu apa pengertian kalimat pada ayat

“Jika aku tidak pergi, penghibur itu tidak akan datang kepadamu”.
Padahal Roh Kudus sudah datang ketika Yesus dibaptis Yohanes.

Kristen :

Benar, tapi Roh kudus yang datang setelah Yesus pergi adalah Roh Kudus yang lain
Islam :

Kalau begitu berapa jumlah Roh Kudus yang anda yakini

Kristen :

Hanya Satu

Islam :

Bagaimana anda mengatakan bahwa Roh Kudus itu hanya satu, merpati yang melintas di atas kepala Yesus adalah Roh Kudus, Penolong yang datang setelah kepergian Yesus adalah Roh Kudus, mengapa anda mengatakan jumlah Roh kudus hanya satu?

Kristen :

Roh kudus itu hanya satu, tetapi kuasanya meliputi seluruh dunia.
Seperti matahari, jumlahnya hanya satu, tetapi panas dan cahayanya dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia.

Islam :

Perumpamaan ini tidak tepat saudara.

Jika Roh Kudus itu seperti matahari, Yesus pergi atau tidak, matahari tetap bisa dirasakan oleh seluruh manusia.
Selanjutnya dapatlah kita buktikan bahwa yang dimaksud penolong atau penghibur pada ayat ini bukanlah Roh Kudus seperti yang anda pahami.
Dalam ayat ini diterangkan tugas penolong, yaitu : menerangkan perihal dosa, keadilan dan hukuman.

Apakah Roh Kudus bisa menerangkan semua itu? Tidak bisa, sebab menurut keterangan Alkitab, Roh kudus itu hanya dapat membuat orang berbicara dengan berbagai bahasa, bisa membuat orang tidak celaka meskipun memegang ular berbisa, manusia tetap hidup meski meminum cairan beracun, bahkan bisa menyebabkan orang bisa memindahkan gunung, silahkan anda periksa ayat ayat di bawah ini :

Matius 17:20

Ia berkata kepada mereka : ” Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu ”ekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung itu: ’Pindah dari tempat ini ke sana ’ maka gunung ini akan pindah dan tak ada yang mustahil bagimu
Markus 16: 17-18

Tanda-tanda ini akan menyertai orang yang percaya, mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular dan sekalipun mereka minum racun maut mereka tidak akan mendapat celaka, mereka akan meletakkan tangannya atas orang-orang sakit dan mereka akan sembuh ”

Kisah Rasul 2:4.

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya

Inilah fungsi atau tugas dari Roh Kudus menurut alkitab, jelas sangat berbeda dengan tugas penolong/penghibur yang akan datang seperti yang diterangkan Yesus, bukan ?.

Anda akan lebih jelas lagi jika mau menelaah pengertian Injil Yohanes 16:13 :
“Tetapi apabila ia datang, yaitu Roh Kebenaran ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, sebab ia tidak akan berkata-kata dari dirinya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah yang akan dikatakannya dan ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang”

Dari ayat ini kita dapat menarik kesimpulan, bahwa yang akan datang itu bukan Roh kudus.Sebab menurut keterangan Alkitab dan keyakinan orang kristen, yang dimaksud Roh kudus itu adalah Yesus bahkan Tuhan itu sendiri, silahkan saudara periksa
Yohanes 1:1 & 14

Pada mulanya Ia adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran

Jika Roh kudus itu adalah Tuhan, lalu mengapa Dia tidak dapat berkata kata menurut kehendaknya sendiri, justru sebalik-nya, dia baru bisa berkata kata apabila telah mendapat wahyu atau perintah, jadi ada Tuhan lain yang akan memerintah Tuhan.
Agar lebih jelas, mari kita periksa bersama dalam Holy Bible

John 16 : 13

Howbeit when he, the Spirith of truth, is come, he will guide you into all truth, for he shall not speak of himself, but whatsoever he shall hear, that shall he speak and he will shew you things to come.

Perhatikan kata ganti yang dipakai untuk roh kudus di ayat ini “HE“
Bandingkan dengan Yohanes 1 : 32 di bawah ini:

“And John bare record, saying, I saw the Spirit descending from heaven like a dove, and it abode upon him”

“Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya, aku melihat Roh Kebenaran turun dari surga seperti merpati, dan Ia tinggal di atasnya”.
Perhatikan kata ganti yang dipakai untuk roh kudus di ayat ini “IT“
Anda mengetahui bahwa dalam bahasa Inggris, kata ganti orang ketiga tunggal yang menunjukkan manusia adalah HE / SHE, sedangkan untuk benda, hewan dan Roh Kudus adalah IT, bukan HE.

Jadi sudah jelas, bahwa pengertian Roh Kebenaran pada Yohanes 16:7-13 adalah manusia, bukan roh, dan yang dinantikan itu adalah MUHAMMAD saw.

CATATAN KECIL PENULIS
Sewaktu penulis berdialog dengan pendeta Mardiguno dari GKJW Surabaya, dengan suara gemetar menahan marah dia berkata: ”Nggak ada beda antara he dan it, atau kalau perlu saya coret it nya lalu diganti he, gampang kan”
Suatu pernyataan konyol dari seorang yang dianggap Guru Kateksasi.

Dengan santai, saya jawab ” Oh silahkan, itu hak anda sebagai orang Kristen, tapi anda harus siap akan 2 hal :

Anda sama dengan monyet, babi dsbnya karena anda menganggap he = it
Anda akan menambah deretan nama–nama panjang pengubah alkitab, karena dengan mudahnya anda main hapus dan ganti kata, bertobatlah Bapak Pendeta Tua, biar hidup anda bermakna ”

Mardiguno sang Guru Kateksasi (Pendalaman Alkitab bagi orang yang akan masuk Kristen) hanya tersenyum kecut dengan wajah merah padam di hadapan istri dan gembalanya

Yohanes 16 : 14

Memberikan pengertian yang lebih jauh lagi, bahwa Roh Kebenaran itu akan memuliakan Yesus.

Anda tahu, Nabi Muhammad memerintah-kan ummatnya untuk memuliakan para Nabi dan Rasul Allah, termasuk Isa as (Yesus), dan pada ayat ini pula disebutkan, bahwa roh kebenaran itu akan mengambil alih hak Yesus.
Tidakkah anda sadar, menurut kepercaya-an Kristen, Roh Kudus itu adalah Yesus itu sendiri, tidak mungkin Yesus mengambil haknya sendiri, berarti yang mengambil alih hak Yesus jelas bukan Roh Kudus, melainkan manusia lain, yakni Muhammad saw.
Hal ini sesuai dengan sabda Yesus :

Matius 21 : 43

“ Sebab itu aku berkata kepadamu, bahwa kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan diberikan kepada suatu bangsa yang menerbitkan buahnya”.

Yohanes 16 : 15

Merupakan bukti, bahwa jika Roh Kebenaran itu datang, Yesus akan menyerahkan tugas kenabiannya kepada beliau, dan ini sebagai bantahan bagi pendapat orang Kristen yang mengatakan, hanya Yesuslah satu satunya jalan hidup dan kebenaran yang dapat menyela-matkan manusia sedunia, dengan berdalih kepada Yohanes 14 : 6
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tiada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui aku”.

Anda harus tahu maksud dan sejarah ayat ini, pada waktu itu, Yesus adalah satu-satunya orang yang suci, semua manusia dari golongan Yahudi, Majusi, Parisi, Saduki terperangkap dalam kesesatan dan penye-lewengan terhadap syariat Allah yang diturunkan melalui Nabi Musa as. dan nabi serta rasul yang lain sesudahnya, sehingga ketika Yesus diutus, beliau bersabda seperti itu, karena beliaulah pada masa itu satu satunya manusia yang menjalankan syariat Allah dengan benar.

Tetapi setelah tiba masa nabi terakhir, Muhammad saw. akan datang, Yesus menyerahkan hak atau tugas kenabian yang diberikan Allah Swt. kepada Muhammad saw. seperti sabda Yesus di dalam Yohanes 16:15.

Ada satu hal yang perlu anda ketahui, kata penolong atau penghibur adalah terjemah dari kata Paracletos yang berasal dari bahasa Yunani.
Menurut Prof. Thoriq Chebab, sebenarnya bukan dari kata Paracletos, melainkan Periclutos artinya Yang Terpuji.

Mungkin anda dan orang Kristen lainnya akan membantahnya, bahwa meskipun memakai kata periclutos atau Parecletos, belum tentu ditujukan untuk Muhammad, jawaban kami sama, ini adalah masalah Nubuwwah atau ramalan seperti pem-bicaraan kita tentang Kitab Ulangan 18:18.

Inilah saudara, nubuah/bisyarah tentang Muhammad saw di dalam Alkitab, anda boleh saja berkilah dan menolaknya karena tidak ada tersebut nama Muhammad saw dengan tegas di sana.
Namun sekali lagi, nubuah memang tidak pernah menyebutkan nama secara jelas, tapi tanda dan sifat yang diutarakan. Seperti halnya orang Kristen mengatakan, bahwa kedatangan Yesus sudah dinubuah-kan di dalam Perjanjian Lama yaitu Yesaya 7:14, padahal pada ayat tersebut tak ada satu pun nama Isa as atau Yesus disebut dengan jelas.

Jadi maknanya, nubuah itu bisa di tafsirkan ini atau itu, namun untuk mendekatkan kebenaran penafsiran harus disertai dasar-dasar atau hujjah yang lurus, jujur dan benar.

Kristen :

Baiklah, saya terima penjelasan saudara, tapi masih adakah nubuat lain tentang Muhammad di dalam Perjanjian Baru

Islam :

Kalau saudara menghendaki, akan saya tunjukkan beberapa ayat lagi dan agar saudara lebih mantap, saya akan menjelas-kan cerita yang tertulis di dalam Injil Yohanes yang mengisahkan para ahli Taurat dan orang Lewi mendapat tugas dari bangsa Yahudi untuk bertanya kepada Yohanes Pembaptis yaitu Nabi Yahya bin Zakaria. Silahkan saudara simak
Yohanes 1 : 19-21 :

” Apakah anda Mesias ? ” Tanya mereka
” Bukan ” jawab Yohanes
” Apakah anda Elia?” Mereka bertanya lagi
” Bukan ” Jawabnya
” Engkaukah nabi yang akan datang itu ? ” Tanya mereka
” Bukan. Aku hanya orang yang menyeru di padang belantara :Luruskanlah jalan Tuhan, karena kerajaan Tuhan sudah dekat.” Kata Yohanes

Dengan adanya tiga orang yang ditanya-kan oleh orang Yahudi kepada Nabi Yahya itu, jelaslah bagi kita, bangsa Yahudi sejak dahulu menanti kedatangan tiga orang, yaitu : Mesias, Elia dan Nabi yang akan datang.

Mesias adalah Yesus, Elia adalah Nabi Ilyas dan beliau sudah datang, perhatikan ini :

Matius 17 : 12

” Dan aku berkata kepadamu : Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia dan memperlakukannya menurut kehendak mereka.Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka ”.

Lalu siapakah Nabi yang akan datang itu ? Karena orang Yahudi terlalu fanatik kepada bangsanya sendiri, mereka menutup mata terhadap nubuwwah di dalam Kitab Ulangan 18 : 18 dan Kitab Ulangan 34 : 10.

[ Baca kembali Nubuwat Muhammad di dalam Perjanjian Lama ]

Mereka berkeras kepala dengan pendiriannya bahwa Nabi itu harus lahir dari kalangan bangsanya sendiri.

Padahal Ulangan 34 : 10 dengan tegas menjelaskan bahwa bangsa Israil tidak akan melahirkan seorang nabi lagi seperti Nabi Musa yang dikenal Tuhan muka dengan muka, seperti penjelasan saya ketika membahas nubuat Muhammad saw di Perjanjian Lama
Kristen :

Baik, saya paham itu, barangkali masih ada yang lain.

Islam :

Silahkan anda baca

Wahyu 19:10-16

10. Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku ”Janganlah berbuat demikian Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudara-mu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah, karena kesaksian Yesus adalah nubuat ”

11. Lalu aku melihat sorga terbuka, sesung-guhnya ada seekor kuda putih dan Ia yang menungganginya bernama “Yang Setia dan Yang Benar“ Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

12. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun kecuali Ia sendiri

13. Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: ”Firman Allah”

14. Dan semua pasukan dari sorga mengikuti dia, mereka menunggang kuda putih dan memakai linen halus yang putih bersih

15. Dan dari mulutnya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan ia akan menggem-balakan mereka dengan gada besi dan ia akan memeras anggur di dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah Yang Maha Kuasa
16. Dan pada jubahnya dan pahanya tertulis suatu nama yaitu ” Raja segala raja dan tuan segala tuan ”

Kristen :

Apa maksud ayat di atas

Islam :

Makna dari ayat– ayat di atas menunjukkan ciri dan sifat nabi yang akan datang
Kristen :

Maksud anda ?

Islam :

Nabi yang akan datang setelah Yesus itu memiliki ciri – ciri dan sifat sebagai berikut :

menolak untuk disujudi
setia kepada hukum dan dapat di-percaya karena selalu benar
matanya seperti nyala api dan di kepalanya banyak mahkota
sebagai Firman Allah yang hidup
sebagai raja di atas segala raja dan tuan di atas segala tuan
Ayat 10 menerangkan, Yohanes sujud kepadanya, tetapi dia mencegahnya. Yang diisyaratkan oleh ayat ini tidak lain adalah Muhammad yang selalu menolak disujudi oleh ummatnya. beliau mengata-kan, adat sujud menyembah itu hanya berlaku di kalangan non Muslim.
Ketika Jakfar bin Abu Thalib memimpin rombongan sahabat hijrah ke negara Habsyi, dia menolak untuk sujud kepada raja negeri itu yang beragama Kristen.
Ketika ditanya oleh raja itu, dia menjawab bahwa Allah melarang manusia untuk sujud kepada sesama manusia dan yang berhak disujudi hanyalah Allah.
Bagaimana halnya dengan Yesus, apakah beliau memenuhi bisyarah ini ? ternyata beliau tidak menolak jika ada orang sujud kepadanya, perhatikan ayat-ayat ini :
Lukas 8 : 41
Maka datanglah seorang yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat.
Sambil tersungkur di depan kaki Yesus, ia memohon kepada-Nya, supaya Yesus datang ke rumahnya
Yohanes 9 : 38
Katanya : ” Aku percaya, Tuhan ” lalu ia sujud menyembahnya

Ayat 11 menyatakan, Yohanes melihat kuda putih yang penunggangnya bernama Yang Setia dan Yang Benar, dengan keadilan ia memutuskan hukum dan mengadakan peperangan.
Yesus tidak pernah menunggang kuda putih, melainkan keledai dan Yesus tidak pernah melakukan peperangan, sedang-kan Muhammad saw. selalu menunggang kuda putih dan melakukan peperangan melawan musuh-musuh Islam.

Sebelum menjadi nabi, beliau mendapat gelar kehormatan ” al Amin ” artinya yang bisa dipercaya, yang setia,yang benar.

Dalam memutuskan suatu perkara beliau tidak pernah pandang bulu, apakah bagi keluarganya, kaya atau miskin, bangsawan atau rakyat jelata semua mempunyai perlakuan yang sama di dalam hukum.

Beliau juga memimpin peperangan dengan gagah berani untuk menghancurkan kaum kafir, baik dari golongan kafir Qurays atau pun kafir ahlul kitab.
Sedangkan Yesus sama sekali tidak pernah mengikuti atau melakukan peperangan, sebab kerajaan Yesus bukan di dunia melainkan di langit.

Ayat 12 mengatakan matanya seperti nyala api dan di kepalanya banyak mahkota
Nabi Muhammad dalam memimpin pepe-rangan mata beliau merah dan berapi-api, mengalahkan raja-raja dan mampu untuk merebut mahkota singgasanya.
Dalam keyakinan Kristen, Yesus tidak pernah melakukan peperangan sehingga beliau pun tidak bermahkota.

Ketika disalib, demikian keyakinan Kristen, orang Romawi dan Yahudi memberinya mahkota dari duri sebagai bentuk penghinaan kepada Yesus.

Ayat 13 menjelaskan, nabi itu disebut ”Firman Allah”
Barangkali anda dan kawan-kawan Kristen anda akan mengatakan :
”Bukankah Yesus itu yang disebut Firman Allah?”

Memang benar, Yesus adalah Firman Allah, begitu pula Muhammad, juga Firman Allah, nabi dan rasul yang lainpun disebut Firman Allah.

Firman Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad itu ada 2 macam, yaitu ;
wahyu yang dibacakan oleh malaikat Jibril (mathlu’) yaitu Alquran
wahyu yang tidak dibacakan (ghairu mathlu’) dan langsung melalui nabi, yaitu hadist dan hadist Qudsi

Jadi jelaslah, bila kita perhatikan dengan seksama semua nubuwwat atau ciri-ciri kenabian yang ada di dalam kitab Wahyu ini tertuju dan digenapi oleh Rasulullah Muhammad SAW.






Yang Umat Kristen Perlu Ketahui
===============================

1. Yesus tidak pernah mengajarkan atau memberi nama "Kristen" pada misi dan tugas yang diembannya.

2. Yesus tidak pernah memerintahkan umatnya (umat Israel) untuk sembahyang (kebaktian) di "gereja".

3. Yesus tidak pernah menyatakan dirinya sebagai "Tuhan Pencipta Semesta Alam".

4. Yesus tidak pernah memerintahkan umatnya (umat Israel) untuk menyembah dia.

5. Agama Kristen baru benar-benar eksis setelah kanonisasi Perjanjian Baru. Sebelumnya, Kristen sama sekali belum eksis di muka bumi ini.

6. "Kristen" adalah istilah Yunani dari kata "Christos" yang merupakan terjemahan dari kata Ibrani "Mesiah" yang berarti "yang diurapi" atau "yang ditahbiskan". Sementara Yesus adalah seorang Israel yang berbahasa Ibrani. Jadi, bagaimana mungkin Yesus mengajarkan "Kristen" yang notabene bukan istilah bahasanya?

7. "Kristen" menemukan identitas dirinya melalui propaganda Paulus Tarsus. Sebagaimana diketahui, Yesus, tidak pernah kenal, tidak pernah melihat, tidak pernah menyebut, dan tidak pernah berbicara dengan manusia yang bernama Paulus dari Tarsus.

8. Yesus disunat, sedangkan umat Kristen tidak perlu disunat (sesuai ajaran Paulus).

9. Yesus meninggal diberi kain kafan, sedangkan umat Kristen meninggal berpakaian pengantin (seperti meninggalnya Paulus)

http://www.facebook.com/notes/yuni-hutagalung-pakar-kejiwaan-umat-kristen/nubuwat-bisyarah-kedatangan-muhammad-saw-di-dalam-alkitab/239873152783107

Rabu, 13 Juni 2012

Pilih Mana . . . Si Rocky atau Si Entong ^_^

Sudah menjadi Rahasia Umum . . . Pada zaman sekarang orang menilai derajat kemuliaan seseorang hanya dari segi materi atau kekayaan yang dimilikinya.



Sudah menjadi Rahasia umum juga . . . Orang tua akan lebih memilih Si Rocky, calon menantu yang kaya Raya . . . yang datang melamar Anaknya memakai mobil mersi, meskipun ia jarang shalat (Nb. Nggak tau mersinya sendiri atau pinjaman, pokonya bawa mersi :)

Daripada Si Entong, calon menantu yang miskin (belum sukses) yang datang melamar hanya dengan sepeda Ontel tua, meskipun ia sangat taat beribadah. (Kacian deh si Entong . . . yang sabar ya tong ^_^ Nb. Belum Sukses Untuk Saat ini, 3 tahun kemudian Sukses Sekali & Kaya raya :)

Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka karena pilihannya, karena mereka juga korban zaman, yang melihat seseorang dari luarnya saja, hususnya dari segi materi.

Pada Zaman Sekarang, Hampir semua orang menganggap dengan Kekyaan, kita Pasti Mulia, dihormati dan disegani . . . . Namun Apakah benar dengan kekayaan, Hidup kita PASTI MULIA dan di Hormati oleh semua orang ???

Jawabannya Adalah BENAR dan SALAH !!!

Jika memang kekayaan PASTI BISA membuat kita mulia dan dihormati . . . Coba kita lihat Para Koruptor . . . ?? Hartanya Milyaran Rupiah belum Lagi Aset-Aset tanah, Rumah yang mewah dan Mobil yang berjejer di garasi.

Tapi Apakah Dengan kekayaan itu mereka menjadi mulia ?

Apakah Dengan kekayaan itu Mereka Menjadi di Hormati ?

Apakah Dengan kekayaan itu Mereka Menjadi Bahagia ?

Apakah Dengan kekayaan itu Mereka Menjadi Tenang ?

Apakah Dengan kekayaan itu Mereka Menjadi tentram hatinya ?

Tak perlu saya jawab, karena kita semua pasti tau jawabanya !!!

Namun Kekayaan Bisa benar-benar membuat kita menjadi Mulia dan Terhormat . . . bukan saja di dunia namun juga di Akhirat nanti.

Jika kita memperolehnya dengan cara yang baik yang diridhoi oleh Alloh dan digunakan dijalan yang di ridhoi Alloh pula, untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya bagi hamba Alloh yang lain.

Untuk membahagiakan keluarga kita, membantu tetangga dan orang di sekitar kita, menyantuni anak-anak yatim, membangun sekolah untuk anak-anak fakir miskin, membangun masjid-masjid dan memakmurkannya, membangun pondok yang akan mencetak generasi islami.

Dan kita menyadari bahwa kekayaan yang kita miliki pada hakikatnya bukan milik kita, namun hanya titipan yang bisa di Ambil oleh pemiliknya sewaktu-waktu.

Rasulullah bersabda:

“Bukanlah kekayaan itu dari banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya dalam jiwa (rasa cukup yang ada di dalam hati).”
(HR. Al-Bukhari & Muslim)

Rasulullah Juga Bersabda :

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya" ( HR. Bukhari )

Semoga Alloh mengaruniai kita semua . . . . Harta kekayaan yang berkah dan melimpah . . . . yang bisa membuat kita semakin bersyukur dan semakin dekat dengan Alloh yang bermanfaat untuk sebanyak mungkin hamba Alloh yang lain. . . yang membawa kemuliaan dan keberkahan untuk kita fiddunya wal Akhirah . . . Amin Allohumma Amin.

(By Fatum . . . Hamba Alloh yang Rindu Indahnya Ukhuwah meski dalam Perbedaan)

Sabtu, 02 Juni 2012

Belajar Ketulusan Hati dan Kebesaran Jiwa dari Seorang Anak Penjual Kue

Saya dapat kisah luar biasa ini dari seorang teman di fb, semoga kita semua bisa mengambil hikmanya.


"Selesai berlibur dari kampung, saya harus kembali ke kota. Mengingat jalan tol yang juga padat, saya menyusuri jalan lama. Terasa mengantuk, saya singgah sebentar di sebuah restoran. Begitu memesan makanan, seorang anak lelaki berusia lebih kurang 12 tahun muncul di depan.

“Abang mau beli kue?” Katanya sambil tersenyum.

Tangannya segera menyelak daun pisang yang menjadi penutup bakul kue jajaannya.

“Tidak dik….abang sudah pesan makanan,” jawab saya ringkas, dia berlalu.

Begitu pesanan tiba, saya terus menikmatinya. Lebih kurang 20 menit kemudian saya melihat anak tadi menghampiri pelanggan lain, sepasang suami istri sepertinya. Mereka juga menolak, dia berlalu begitu saja.

“Abang sudang makan, tak mau beli kue saya?” katanya tenang ketika menghampiri meja saya.

“Abang baru selesai makan di, masih kenyang nih,” kata saya sambil menepuk-nepuk perut. Dia pergi, tapi cuma disekitar restoran. Sampai di situ dia meletakkan bakulnya yang masih penuh.

Setiap yang lalu ditanya, “Tak mau beli kue saya bang..pak.kakak atau ibu.”
Molek budi bahasanya.

Pemilik restoran itu pun tak melarang dia keluar masuk ke restorannya menemui pelanggan. Sambil memperhatikan, terbersit rasa kagum dan kasihan di hati saya melihat betapa gigihnya dia berusaha.

Tidak nampak keluh kesah atau tanda-tanda putus asa dalam dirinya, sekalipun orang yang ditemuinya enggan membeli kuenya.

Setelah membayar harga makanan dan minuman, saya terus pergi ke mobil.

Anak itu saya lihat berada agak jauh di deretan kedai yang sama. Saya buka pintu, membetulkan duduk dan menutup pintu. Belum sempat saya menghidupkan mesin, anak tadi berdiri di tepi mobil.

Dia menghadiahkan sebuah senyuman.

Saya turunkan cermin. Membalas senyumannya.

“Abang sudah kenyang, tapi mungkin abang perlukan kue saya untuk adik-adik abang, ibu atau ayah abang,” katanya sopan sekali sambil tersenyum. Sekali lagi dia memamerkan kue dalam bakul dengan menyelak daun pisang penutupnya. Saya tatap wajahnya, bersih dan bersahaja.

Terpantul perasaan kasihan di hati. Lantas saya buka dompet, dan mengulurkan selembar uang Rp 20.000,- padanya.

“Ambil ini dik! Abang sedekah ….tak usah abang beli kue itu.” Saya berkata ikhlas karena perasaan kasihan meningkat mendadak. Anak itu menerima uang tersebut, lantas mengucapkan terima kasih terus berjalan kembali ke kaki lima deretan kedai. Saya gembira dapat membantunya.

Setelah mesin mobil saya hidupkan . Saya memundurkan mobil saya. Alangkah terperanjatnya saya ketika melihat anak itu mengulurkan uang Rp 20.000,- pemberian saya itu kepada seorang pengemis yang buta kedua matanya.
Saya terkejut … saya hentikan mobil, memanggil anak itu.

“Kenapa bang mau beli kue kah?” tanyanya.

“Kenapa adik berikan duit abang tadi pada pengemis itu? Duit itu abang berikan adik!” kata saya tanpa menjawab pertanyaannya.

“Bang saya tak bisa ambil duit itu. Emak marah kalau dia tahu saya mengemis. Kata emak kita mesti bekerja mencari nafkah karena Allah. Kalau dia tahu saya bawa duit sebanyak itu pulang, sedangkan jualan masih banyak, mak pasti marah. Kata mak mengemis kerja orang yang tak berupaya, saya masih kuat bang!” katanya begitu lancar.

Saya heran sekaligus kagum dengan pegangan hidup anak itu. Tanpa banyak soal, saya terus bertanya berapa harga semua kue dalam bakul itu.

“Abang mau beli semua kah?” dia bertanya dan saya cuma mengangguk. Lidah saya kelu mau berkata.

“Rp 25.000,- saja bang…..”

Selepas dia memasukkan satu persatu kuenya ke dalam plastik, saya ulurkan Rp 25.000,-. Dia mengucapkan terima kasih dan terus pergi.

Saya perhatikan dia hingga hilang dari pandangan.

Dalam perjalanan, baru saya terfikir untuk bertanya statusnya. Anak yatim kah? Siapakah wanita berhati mulia yang melahirkan dan mendidiknya? Terus terang saya katakan , saya beli kuenya bukan lagi atas rasa kasihan, tetapi rasa kagum dengan sikapnya yang dapat menjadikan kerjanya suatu penghormatan. Sesungguhnya saya kagum dengan sikap anak itu.

Dia menyadarkan saya, siapa kita sebenarnya.

(Copas From hamba Alloh)

Rabu, 30 Mei 2012

Maafkan Aku Bidadariku, Sungguh Engkau Anugerah Terindah Bagiku


Selera makanku mendadak hilang. Hanya ada rasa kesal dan jengkel yang memenuhi kepala ini. Duh… betapa tidak gemas, dalam keadaan lapar memuncak seperti ini makanan yang tersedia tak ada yang memuaskan lidah. Sayur sop ini rasanya manis bak kolak pisang, sedang perkedelnya asin nggak ketulungan. “Istriku, kapan kau dapat memasak dengan benar…? Selalu saja, kalau tak keasinan…kemanisan, kalau tak keaseman… ya kepedesan!” Ya, aku tak bisa menahan emosi untuk tak menggerutu.

”Sabar Bang…, Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khodijah. Katanya mau kayak Rasul…? ” ucap isteriku kalem.
“Iya… tapi abang kan manusia biasa. Abang belum bisa sabar seperti Rasul. Abang tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini…!” Jawabku dengan nada tinggi. Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam. Kalau sudah begitu, aku yakin pasti air matanya sudah merebak.

***
Sepekan sudah aku ke luar kota. Dan tentu, ketika pulang benak ini penuh dengan jumput-jumput harapan untuk menemukan ‘baiti jannati’ di rumahku. Namun apa yang terjadi…? Ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang kuimpikan. Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah. Pakaian bersih yang belum disetrika menggunung di sana sini. Piring-piring kotor berpesta pora di dapur, dan cucian… ouw… berember-ember. Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat, karena berhari-hari direndam dengan detergen tapi tak juga dicuci.

Melihat keadaan seperti ini aku cuma bisa beristigfar sambil mengurut dada. “ Dek.. Dek, bagaimana Abang tak selalu kesal kalau keadaan terus menerus begini…?” ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Dek… isteri sholihat itu tak hanya pandai ngisi pengajian, tapi dia juga harus pandai dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga. Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah…?” Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis isteriku yang kelihatan begitu pilu.

“Ah…wanita gampang sekali untuk menangis…,” batinku berkata dalam hati. “Sudah diam Dek, tak boleh cengeng. Katanya mau jadi isteri shalihat…? Isteri shalihat itu tidak cengeng,” bujukku hati-hati setelah melihat air matanya menganak sungai dipipinya.
“Gimana nggak nangis! Baru juga pulang sudah ngomel-ngomel terus. Rumah ini berantakan karena memang Adek tak bisa mengerjakan apa-apa. Jangankan untuk kerja untuk jalan saja susah.Adek kan muntah-muntah terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali,” ucap isteriku diselingi isak tangis. “Abang nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang yang hamil muda…” Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak.

***
"Bang…, nanti antar Adek ngaji ya…?” pinta isteriku.
“Aduh, De… Abang kan sibuk sekali hari ini. Berangkat sendiri saja ya?” ucapku.
“Ya sudah, kalau abang sibuk,Adek naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak pingsan di jalan,” jawab isteriku.
“Lho, kok bilang gitu…?” selaku. “
"Iya, dalam kondisi muntah-muntah seperti ini kepala Adek gampang pusing kalau mencium bau bensin. Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam bus dengan suasana panas menyengat. Tapi mudah-mudahan sih nggak kenapa-kenapa,” ucap isteriku lagi.
“Ya sudah, kalau begitu naik bajaj saja,” jawabku ringan.

Meeting hari ini ternyata diundur pekan depan. Kesempatan waktu luang ini kugunakan untuk menjemput isteriku. Entah kenapa hati ini tiba-tiba saja menjadi rindu padanya. Motorku sudah sampai di tempat isteriku mengaji. Di depan pintu kulihat masih banyak sepatu berjajar, ini pertanda acara belum selesai.

Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu. Ah, semuanya indah-indah dan kelihatan harganya begitu mahal. “Wanita, memang suka yang indah-indah, sampai bentuk sepatu pun lucu-lucu,” aku membathin sendiri.

Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang diapit sepasang sepatu indah. Dug! Hati ini menjadi luruh. “Oh….bukankah ini sandal jepit isteriku?” tanya hatiku. Lalu segera kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepatu indah itu. Tes! Air mataku jatuh tanpa terasa. Perih nian rasanya hati ini, kenapa baru sekarang sadar bahwa aku tak pernah memperhatikan isteriku. Sampai-sampai kemana ia pergi harus bersandal jepit kumal. Sementara teman-temannnya bersepatu bagus. “Maafkan aku Maryam,” pinta hatiku.

“Krek…,” suara pintu terdengar dibuka. Aku terlonjak, lantas menyelinap ke tembok samping. Kulihat dua ukhti berjalan melintas sambil menggendong bocah mungil yang berjilbab indah dan cerah, secerah warna baju dan jilbab ibunya. Beberapa menit setelah kepergian dua teman istriku itu, kembali melintas teman-temannya yang lain. Namun, belum juga kutemukan Maryamku. Aku menghitung sudah delapan orang keluar dari rumah itu, tapi isteriku belum juga keluar.

Penantianku berakhir ketika sesosok tubuh gamis gelap dan jilbab hitam melintas. “Ini dia istriku!” pekik hatiku. Ia beda dengan yang lain, ia begitu bersahaja. Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya.

Diam-diam hatiku kembali dirayapi perasaan berdosa karena selama ini kurang memperhatikan isteri. Ya, aku baru sadar, bahwa semenjak menikah belum pernah membelikan sepotong baju pun untuknya. Aku terlalu sibuk memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku, padahal di balik semua itu begitu banyak kelebihanmu, wahai Maryamku.

Aku benar-benar menjadi malu . Selama ini aku terlalu sibuk mengurus orang lain, sedang isteriku tak pernah kuurusi. Padahal Rasul telah berkata: “Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” Sedang aku..? Ah, kenapa pula aku lupa bahwa Allah menyuruh para suami agar menggauli isterinya dengan baik. Sedang aku…? terlalu sering ngomel dan menuntut isteri dengan sesuatu yang ia tak dapat melakukannya. Aku benar-benar merasa menjadi suami terdzalim!

“Maryam…!” panggilku, ketika tubuh berbaya gelap itu melintas. Tubuh itu lantas berbalik ke arahku, pandangan matanya menunjukkan ketidakpercayaan atas kehadiranku di tempat ini. Namun, kemudian terlihat perlahan bibirnya mengembangkan senyum. Senyum bahagia. “Abaaaaang…!” bisiknya pelan dan girang. Sungguh, aku baru melihat isteriku segirang ini. “Ah, kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?” sesal hatiku.

***
Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku. Ketika tahu hal itu, senyum bahagia kembali mengembang dari bibirnya. “Alhamdulillah, Terima kasih ya Bang…,”ucapnya dengan suara tulus.

Ah, Maryam, lagi-lagi hatiku terenyuh melihat polahmu. Lagi-lagi sesal menyerbu hatiku. Kenapa baru sekarang aku bisa bersyukur memperoleh isteri zuhud dan ‘iffah sepertimu? Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya menyaksikan matamu yang berbinar-binar karena perhatianku...?


oOo

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.” (HR Tirmidzi, dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam “ash-shahihah”: 285)

Rasulullah juga bersabda :

"Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Bila ia benci darinya satu akhlak niscaya ia ridha dengan akhlak yang lain"

Berdasar hadits di atas cerita ini hanyalah sebagai motivasi bagi yang telah membangun sebuah keluarga, bagi yang belum berkeluarga silakan diambil manfaatnya.


||*Bila Suamimu atau Istrimu lebih mencintai 'Dunia. Ajaklah ia utk lebih mencintai 'Akherat. Bila istrimu atau suamimu sdh mencintai Akherat. Ajaklah sedikit menikmati dunia. Dlm mewujudkan kel. Sakinah hrs ada tenggang rasa ke2 wujud diri itu. Saling mengisi kekurangan2 dlm diri. Mengisi kebaikan demi tujuan mulia adalah perbuatan mulia dimata Allah. Dan Allah menyukai hamba2Nya yg beriman & bertaqwa hanya krn`Nya.Yuk ajak suami atau istri kita agar mempertebal iman & taqwa. Amin. Wslm *|| @mbarsari.setiadi

http://www.facebook.com/pages/Rahasia-Ketajaman-Mata-Hati/242357185306

Sabtu, 19 Mei 2012

Tanda Cinta dari-Nya



Kita mudah sekali terlena jika mendapat kenikmatan Dunia, Rumah Mewah, Mobil mewah, Jabatan tinggi, Anak-anak, Popularitas, kekayaan dll . . . . Hingga kita Melupakan Alloh s.w.t Sang Maha Pemberi Ni'mat . . . serta Melupakan kehidupan Akhirat yang Abadi Selamanya . . . tujuan kita yang sebenarnya.

Padahal semua yang kita miliki di Dunia ini ini pada hakikatnya bukanlah milik kita . . . tapi hanya titipan sementara dari-Nya yang bisa di Ambil sewaktu-waktu oleh sang Empu-Nya.

Dunia yang sebentar ini jika dibanding Akhirat bagai setetes Air dibanding Luasnya Samudra tak Bertepi.

Kita Begitu terlena oleh kenikmatan yang Setetes, Hingga Melupakan Samudra Kenikmatan yang Abadi di Akhirat nanti, sungguh penyesalan yang tiada taranya.

Karena itu Alloh 'menyentil sayang' kita dengan Ujian hidup . . . dengan kebangkrutan, PHK, dengan gagalnya Rumah tangga yang selama ini jauh dari Alloh, dengan kematian orang yang kita sayangi, dengan kecelakaan yang membuat kita menyadari Arti Hidup yang sebenarnya.

Bahwa hidup di dunia ini bukanlah tujuan utama . . . namun sebagai persinggaan sementara untuk kehidupan kita yang Abadi selamanya.

Itulah Tanda Cinta dari-Nya ^_^

(By Fatum - Hamba Alloh yang Rindu Indahnya Ukhuwah meski dalam perbedaan)

Sabtu, 12 Mei 2012

Kampus Vs Universitas Kehidupan

Dalam kehidupan Keluarga dan bermasyarakat . . . Ilmu yang kita dapatkan dari bangku kuliah mungkin hanya terpakai maximal 20% saja, sisanya kita harus belajar sendiri dari Pengalaman & buku.


Bagi Wanita : Bagaimana menata hati dalam menghadapi ipar dan mertua, Ilmu tentang merawat bayi, mendidik anak di usia balita, mendidik anak remaja, bagaimana menumbuhkan rasa Syukur dan Qona'ah, mensupport suami yang sedang bersedih karena bermasalah di kantor atau rekan Bisnisnya, bagaimana menata hati menghadapi tetangga dan teman yang iri akan kesuksesan keluarga kita dll

Bagi Pria : Bagaimana Memulai dan menjalankan Bisnis yang baik, bagaimana Menjadi Ayah yang bertanggung jawab, Memimpin keluarga dengan tegas namun penuh kelembutan dan kasih sayang, Bagaimana menata hati ketika diamanhi menjadi seorang pemimpin di Lingkungan Sekitar dll

Semua itu tidak diajarkan dalam kuliah . . . tapi InsyaAllah ada semua dalam buku dan dalam pengalaman orang-orang di sekitar kita, dan saya menyebutnya dengan Universitas Kehidupan.

Orang yang Lulus Kuliah dan mendapat Prestasi tinggi di Universitas Formal . . . belum tentu Lulus dan Berprestasi dalam Universitas kehidupan, Demikian juga sebaliknya.

Mereka yang hanya Lulusan SD atau SMP bisa lebih sukses Menjadi Pebisnis yang Berhasil, menjadi Seorang Pemimpin yang baik di tauladani oleh orang-orang di sekitarnya, Menjadi Seorang Ayah yang dikagumi atau Seorang Istri dan Ibu yang sangat baik dan sangat disayangi Suami dan Anak-anaknya . . . semua itu karena ia selalu belajar dan tak pernah berhenti belajar di Universitas yang sesungguhnya, Universitas Kehidupan.

Belajar itu tidak berhenti hanya ketika kita Memakai Toga . . . karena orang disekitar kita tidak peduli kita lulusan dari mana atau seberapa banyak tittle di depan atau belakang nama kita . . . tapi mereka sangat mengharap dan menunggu, kontribusi apa yang bisa kita berikan untuk mereka, manfaat apa yang bisa kita berikan bagi orang-orang di sekitar kita . . . karena Sesuai dengan yang di ajarkan Rasulullah : "sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya ".

Semoga kita bisa terus belajar dan terus belajar, sehingga kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin Hamba Alloh Yang Lain dan Pada saat Malaikat Maut Menjemput kita nanti . . . kita sudah Melakukan banyak hal yang terbaik yang kita Persembahkan Untuk Sang Kholiq yang telah memberi Anugerah kehidupan bagi kita.

Semoga Alloh mengaruniai Akhir hidup kita semua dalam Keridhoan-Nya, Rodhiyatan mardhiyyah . . . Meninggal dengan Akhir yang baik, Husnul Khotimah . . . Amin Amin Ya Alloh Robbal Alamin.

(By Fatum - Hamba Alloh yang Rindu Indahnya Ukhuwah Meskipun dalam Perbedaan)